Semedi Adalah Meditasi Tradisi Kejawen Jawa Kuno

Dalam tradisi Meditasi kuno ala Kejawen atau yang biasa dikenal dengan Semedi, lebih banyak dilakukan dengan memakai metode Mantra, bacaan atau wirid / Do'a.

semedi adalah meditasi tradisi kejawen jawa kuno

Dalam filosofi Kejawen, Mantra dipakai sebagai sarana maupun sebagai alat (senjata) sebagai karya ciptaan manusia untuk digunakan sesuai dengan manfaatnya masing-masing.

Alat (senjata) ini diproses dalam bentuk suara maupun dalam bentuk kalimat yang mempunyai arti sangat dalam. Karena bermanfaat sebagai alat atau media, Mantra ini biasanya netral, artinya Mantra baik atau buruk tidak ada dalam isi Mantra tetapi tergantung pada niat orang-orang yang menggunakannya.

Namun, sebagai alat, ada sesuatu yang bisa digunakan baik dan buruk. Ada juga yang bisa digunakan sebagai sarana kebaikan dan ada pula yang hanya untuk keburukan. Itulah misteri mantra.

Ini memalukan karena sering ada orang yang menyalahgunakan Mantra yang sebenarnya diciptakan untuk tujuan yang baik tetapi sebaliknya digunakan untuk menyakiti / menyakiti orang lain demi keuntungan pribadi sehingga konotasi negatif negatif dari Mantra sering muncul.

Sebenarnya, jika kita periksa, Mantra dapat dibandingkan dengan pisau, yang dapat disalahgunakan dan dapat melukai orang, sedangkan tujuan awal membuat pisau adalah untuk memudahkan pekerjaan seperti untuk pekerjaan rumah tangga. Dari sana kita dapat menarik kesimpulan, bahwa apa pun yang dibuat dengan tujuan mula yang baik, dapat disalahgunakan tergantung pada siapa yang memakainya.

Dalam tradisi jawa kuno atau Kejawen dan tradisi sinkretisme ada sejumlah Mantra yang biasa digunakan dalam Meditasi / Meditasi misalnya:

“sederek ingsun engkang boten ketingal sugih lan kamulyan, sokong ingsun engkang lenggah semedi, engkang sejati kalih ingsun, engkang abadi tiyang gangsir, saperlu kangge pitados mariningsun” .

Struktur kalimat dalam bahasa Jawa kuno tersebut di atas merupakan contoh Mantra Kejawen yang sering digunakan dalam ritual gaya Meditasi / Semawa.